Usman Hamid Sebut Pembredelan Pameran Yos Suprapto di Galeri Nasional sebagai Tindakan Pengecut

Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, baru-baru ini mengkritik tindakan pembredelan pameran seni oleh pihak kepolisian di Galeri Nasional Jakarta sebagai tindakan pengecut. Pameran yang menjadi sasaran pembredelan tersebut adalah pameran seni Yos Suprapto yang berjudul “Kembalikan Karya Seni Rakyat”.

Menurut Usman Hamid, pembredelan pameran seni merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip demokrasi dan kebebasan berekspresi. Sebagai negara demokratis, Indonesia seharusnya memberikan ruang bagi warga negaranya untuk berekspresi melalui seni tanpa takut akan sensor atau pembatasan dari pihak berwenang.

Pameran seni merupakan salah satu bentuk kebebasan berekspresi yang harus dihargai dan dijunjung tinggi dalam sebuah negara demokratis. Dengan membredel pameran seni, pihak kepolisian seolah-olah menghambat kebebasan berekspresi dan kreativitas seniman, yang seharusnya dihargai sebagai bagian dari kebebasan berpendapat.

Usman Hamid pun mengecam tindakan pembredelan pameran seni sebagai tindakan pengecut yang tidak memiliki dasar hukum yang jelas. Menurutnya, tindakan tersebut merupakan bentuk intimidasi dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang harus dihentikan.

Sebagai Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mendesak pihak berwenang untuk menghormati kebebasan berekspresi dan memberikan perlindungan kepada para seniman yang ingin mengekspresikan gagasannya melalui seni. Pembredelan pameran seni seharusnya tidak terjadi di negara demokratis seperti Indonesia, dan tindakan tersebut harus dihentikan segera.

Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus mendukung kebebasan berekspresi dan menolak segala bentuk sensor atau pembatasan terhadap seni. Seni merupakan bagian dari kehidupan yang harus dihargai dan dijunjung tinggi, bukan dikecam atau dibredel tanpa alasan yang jelas. Semoga tindakan pembredelan pameran seni seperti yang terjadi di Galeri Nasional Jakarta tidak terulang kembali, dan kebebasan berekspresi seni tetap dihargai dan dijunjung tinggi di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *